Islam
merupakan agama samawi yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui perantara malaikat
Jibril sebagai penyampai wahyu untuk diberikan kepada Nabi Muhammaad SAW., ajaran
yang diterima Nabi yang merupakan sebuah Mukjizat baginya yakni Al-Qur’an dan
Hadist . Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. sebagai sebuah pedoman
hidup, yang didalamnya memuat perintah, larangan, dan petunjuk untuk kebaikan
manusia baik di Dunia maupum di Akherat. Sedangkan Hadist merupakan budi
perangai Rasulullah SAW. sehari – hari, hal itu meliputi ucapan, perilaku, dan
hukum suatu hal yang sebagian diantaranya berisi penjelasan terhadap ayat –
ayat Al-Qur’an.
Jika
ditinjau dari kata dasar, Islam berasal dari kata salima berarti
selamat, tunduk, berserah. Sementara kata Islam merupakan kata jadi (masdar)
dari aslama, yuslimu, islaman, yang berarti kepatuhan, ketundukan, dan
berserah. Kata kerja aslama berarti menyerahkan, mematuhi, tunduk. Maka
jika disebut aslama amrahu ila allah berarti menyerahkan urusan kepada
Allah. Penggunaan kata aslama menunjukan mutlaknya dilakukan proses
untuk meraih keselamatan. Maksudnya, keselamatan yang diberikan kepada
seseorang bukan dalam bentuk pemberian tanpa kerja, tetapi untuk mendapatkan
keselamatan dibutuhkan proses dalam bentuk usaha dan kerja keras. (Prof. Dr.
Khoiruddin Nasution, M.A.2009:1)
Jadi
intisari Islam adalah Berserah diri atau taat sepenuh hati kepada kehendak
Allah SWT. , demi tercapainya kepribadian yang bersih dari cacat noda, hubungan
yang harmonis dan damai sesama manusia, atau selamat sejahtera di dunia dan
akhirat. (M. Abdul Karim.2013:15)
Jika
kita pahami bersama segala hal perintah yang mesti di taati sepenuh hati,
segala larangan yang mesti di hindari tanpa ingin mencoba, bukanlah kehendak
demi kepentingan Allah SWT., namun demi kemaslahatan dan kebaikan bagi umat
manusia dan segenap lingkungannya.
Hal ini
membenarkan bahwa sekalipun semua mahluk cipataan-Nya tak ada yang beribadah kepada-Nya,
maka tak menjadi sebab akan ketidakuasaan dan kelemahan bagi Allah SWT. ,
Justru ketika seorang hamba yang dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Manusia dan
Jin di ciptakan untuk beribadah, Malah tidak melakukan hal tersebut maka betapa
begitu hinanya diri kita ini.
Islam yang
merupakan agama penyempurna agama terdahulu, memberikan pengajaran agar beriman
kepada Allah SWT, Malaikat , Kitab – Kitab-Nya, Para Rosul-Nya, kepada hari
kiamat, dan kepada Qodo dan Qodar-Nya. Selain itu Islam juga mengajarkan
tentang lima kewajiban pokok seorang muslim yaitu mengucapkan dua kalimat
syahadat, syahadat tersebut sebagai suatu kesaksian dengan sepenuh hati akan
ketundukannya kepada seluruh syari’at Islam. Selanjutnya mendirikan sholat
sebagai simbol penghambaan yang menandakaan bahwa seorang hamba tak ada daya upaya
melainkan karena kehendak-Nya, membayar zakat sebagai simbol peduli kepada
masyarakat yang lain dan mensyukuri atas segala nikmat yang telah diberikan, mengerjakan
puasa ramadhan sebagai simbol menahan hawa nafsu dan ikut merasakan dimana
tatkala kita bisa makan dengan mudah disisi lain ada juga orang yang kurang
beruntung yang untuk mendapatkan sesuap nasi pun mesti bekerja dengan keras .
Dan puncaknya dari kewajiban adalah Berhaji ke Baitullah sebagai simbol
melaksanakan panggilan Allah .
Sebelum Islam
berkembang di Indonesia, telah terlebih dahulu ada agama Hindu dan Budha yang
mendominasi di setiap wilayah di Indonesia. Islam yang mulai masuk sejak abad
XIII M dilakukan oleh para pedagang yang datang dari pantai Malabar, pantai
Karamandel termasuk Teluk Bangla, serta kemudian dari “Gujarat”. Dari faktor
ini dapat dikatakan; Islam yang dibawa para pedagang tersebut adalah agama
Islam yang sudah tersebar di pantai tersebut. (M. Abdul Karim.2013:31)
Begitu cepatnya
Agama Islam ini meyebar termasuk ke Negeri Indonesia di karenakan dalam Islam
terdapat perbedaan yang begitu mudah diterima oleh hati. Salah satu contohnya
di agama Islam tak mengenal kasta, dimana pada agama Hindu terdapat kasta yang
membedakan orang dengan keadaan keturunan dan keadaan ekonomi. Golongan yang
mulia adalah Brahmana dan Kesatria yang terdiri dari para raja dan keturannnya
serta prajurit perang, sementara petani dan pedagang kecil di golongkan kedalam
kasta Paria. Islam secara tegas membahas hal ini bahwa semua mahluk ciptaan
Allah SWT. adalah sama kedudukannya, yang melebihkan seseorang dan yang lainnya
adalah Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.
Selain itu
agama Hindu yang dikenal dengan ajaran Trimurti yang membagi kekuasaan
Tuhan menjadi tiga ; Brahma, Wisnu dan Siwa. Dalam Islam yang dikenal dengan
Ketauhidan yang berarti bahwa yang diakui sebagai pencipta dan pengatur alam
semesta ini adalah Esa yakni Allah SWT. Bagi pemeluk Hindu adanya agama Islam
memberikan sebuah pencerahan dari ajaran sebelumnya yang tak rasional dan
membingingkan. Jika kita selintas
berfikir bagaimana alam semesta yang agung ini bisa terjadi dengan tiga tuhan,
maka satu jawaban yang sepakat terucap adalah suatu kemustahilan, pasalnya jika
ketiga tuhan tersebut membuat sebuah rencana pasti ketiga tuhan tersebut
mempunyai tiga pendapat masing – masing yang berbeda sesuai dengan keinginannya.
Lalu bagaimana alam semesta ini akan tercipta jika dari perencaannya pun masih
terdapat perdebatan, beda hal jika Allah SWT. yang maha Esa, maka atas sifat
kekuasannya bebas menciptakan apa yang Ia
inginkan tanpa ada campur tangan dan yang membatasinya.
Disisi lain, Islam
yang bertujuan mempertahankan, menanamkan, dan mengembangkan kelangsungan
berfungsinya nilai – nilai islami yang bersumber dari kitab Al-Qur’an dan
Hadist . Dan sejalan dengan tuntutan kemajuan dan modernisasi kehidupan
masyarakat, akibat pengaruh kebudayaan yang meningkat, pendidikan agama Islam
memberikan kelenturan (flekbilitas) perkembangan nilai – nilai dalam ruang
lingkup konfigurasinya. (Prof. H. Muzayin Arifin, M.Ed.2003:110)
Namun,
di masa kini kondisi umat Islam yang sangat jauh jika dibandingkan dengan
kondisi ideal umat Islam seperti yang disebutkan dalam Al-Quran dan Hadits
serta realitas umat terdahulu ataupun tujuan Islam. Realita yang terjadi
menunjukkan bahwa eksistensi umat Islam seperti yg disebutkan dalam al Qur’an
dan Hadits serta realitas umat terdahulu hilang atau dengan kata lain, umat
Islam sekarang sedang terpuruk.
Problematika
secara internal yang terjadi saat ini adalah Aqidah dan Akhlaq yang rusak di
banding dengan tahun – tahun sebelumnya sebagai upaya dalam membendung hal ini
pemerintah memprogramkan Pendidikan Karakter dengan kurikulum terbarunya,
perpecahan antar umat islam sendiri yang merasa golongannya yang paling benar,
Fanatisme Madzhab karena sebab permasalah furu’ (cabang) yang berbeda,
kurangnya komitmen dalam mejalankan islam disebagian umat muslim.
Problematika
secara internal yang terjadi adalah Ghazwul Fikri. Ghazwul Fikri
yaitu usaha suatu bangsa untuk menguasai
pemikiran bangsa lain (kaum yang diinvasi), lalu menjadikan mereka sebagai
pengikut setia terhadap setiap pemikiran, idealisme, way of life, metode
pendidikan, kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan bangsa
penginvasi.
Kemudian
Sekulerisme, Sekulerisme merupakan Pemisahan dengan sangat dikotomis antara
ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non-agama hal ini memang merupakan bagian dari
upaya untuk menghilangkan peran agama dalam masyarakat dan memunculkan keraguan
akan kebenaran agama.
Dan masalah
seljutnya adalah Kristenisasi, kristenisasi secara bahasa merupakan upaya untuk
mengkristenkan orang lain dan menyebarkan ajaran kristen ke berbagai negara.
Hal ini terbukti bahwa di beberapa bulan kebelakang terjadi kristenisasi di
jakarta dalam Car Free Day, yang dalam
hal itu seseorang yang tak di kenal, yang menamakan dirinya sebuah komunitas
sosial membagi-bagikan kalung, gelang kepada pejalan kaki , pesepedah di Car
Free Day, tanpa pengetahuan yang menerima benda – benda tersebut layaknya benda
biasa. Namun akhirnya hal ini pun terungkap bahwa gelang, kalung yang seseorang
tersebut di bagikan adalah simbol – simbol dari kristen.
Dari mirisnya
problematika baik intrenal maupun eksternal yang terjadi, solusi yang mesti
kita lakukan di tengah kemajuan zaman yang semakin canggih sebagai guna
membentengi diri hal perlu dilakukan adalah seimbangnya antara Ilmu Pengetahuan
Teknologi (IPTEK) dan keteguhan Iman dan Taqwa (IMTAQ), meningkatnya rasa
toleransi baik antar muslim ataupun Non-muslin dan senantiasa menjaga erat tali
persaudaraan.
DAFTAR PUSTAKA
M.
Abdul Karim, Islam Nusantara,Yogyakarta : Penerbit Gama Media,2013.
Prof.
Dr. Khoirudin Nasution, M.A,Pengantar Studi Islam,Yogyakarta: Tazzafa,2009.
Prof.
H. Muzayyin Arifin, M.Ed., Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta : PT Bumi
Aksara,2003.
http://qiblati.com/problematika-umat-islam-dan-solusinya.html
diakses 10 September 2015
0 comments:
Post a Comment